Newest Post

Cara Menaksir Kebutuhan Energi Basal dengan Perhitungan

| Sabtu, 30 Januari 2016
Baca selengkapnya »


Kebutuhan energi untuk Metabolisme Basal (AMB)
            Kebutuhan energi total dibutuhkan untuk: (1) metabolisme basal, (2) aktivitas fisik, (3) efek makanan atau pengaruh dinamik khusus. Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme basal. Angka Metabolisme Basal adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua per tiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan.

Cara Menaksir Kebutuhan Energi Basal dengan Perhitungan
Dari hasil-hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan alat pernapasan telah dikembangkan cara menaksir AMB dengan perhitungan. Untuk sebagian besar manusia, kebutuhan energi dasar yang ditentukan melalu kalorimeter  langsung atau tidak langsung hanya berbeda sebesar kurang lebih 10% dari angka yang diperoleh dengan cara perhitungan.
            Kebutuhan energi basal atau AMB pada dasarnya ditentukan oleh ukuran dan komposisi ukuran tubuh atau umur. Hubungan antara tiga peubah ini sangat kompleks. AMB persatuan berat badan berbeda menurut umur, yaitu lebih tinggi pada anak-anak dan lebih rendah pada orang dewasa dan tua. AMB per unit berat badan juga berbeda menurut tinggi badan. AMB per kg berat badan lebih tinggi pada orang pendek dan kurus serta lebih rendah pada orang tinggi dan gemuk.
            Dengan memperhitungkan berat badan, tinggi badan dan umur, Harris dan Benedict pada tahun 1909 menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi basal sebagai berikut:

            AMB = 66,5 + [13,5 x BB (Kg )]+ [5,0 xTB (cm )] + [6,75 x umur (th)]

            Dari banyak penelitian yang dilakukan ternyata indeks paling berpengaruh terhadap AMB adalah berat badan menurut umur. Dengan menggunakan rumus regresi linier, FAO/WHO/UNU/1985 telah mengeluarkan rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat  badan
Kelompok Umur
(Tahun)
AMB (kkal/hari)
Laki-laki
Perempuan
0-3
3-10
10-15
18-30
30-60
≥ 60
60,9 B – 54
22,7 B + 495
17,5 B + 651
15,3 B + 679
11,6 B + 879
13,5 B + 487
61,0 B + 51
22,5 B + 499
12,2 B + 746
14,7 B + 496
8,7 B + 829
10,5 B + 596
Sumber : FAO/WHO/USU, Energi and Protein Requirements, 1985, hlm. 71.
              Keterangan: B = berat badan dalam kg

            Untuk penaksiran AMB secara kasar bagi orang dengan kerangka badan sedang, kebutuhan angka metabolisme basal laki-laki dewas diperkirakan sebesar 1 kkal/kg berat badan/jam, sedangkan untuk wanita dewasa sebesar 0,9 kkal/kg berat badan/jam.

            AMB = 1 kkal atau 0,9 kkal x berat badan (Kg ) x 24 jam

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Angka Metabolisme Basal.
            Faktor-faktor mempengaruhi angka metabolisme basal adalah ukuran tubuh, komposisi tubuh, umur, tidur, suhu tubuh, sekresi kelenjar endokrin, kehamilan, status gizi, suhu lingkungan.
            Ukuran tubuh. Ukuran tubuh merupakan pengubah utama dalam menentukan pengeluaran energi seseorang yang memberi sumbangan lebih dari separuh AMB. Tubuh yang besar mempunyai AMB lebih tinggi daripada tubuh yang kecil. Perbedaan berat sebanyak 10 kg pada orang dewasa laki-laki atau perempuan menyebabkan perbedaan AMB sebanyak kurang lebih 120 kkal sehari.
            Komposisi tubuh. Semua jaringan tubuh aktif secara metabolik. Ada jaringan yang dipecah dan diganti dan melakukan fungsi-fungsi vital. Namun, kecepatannya berbeda-beda. Otot, organ tubuh dan kelenjar secara metabolik lebih aktif daripada lemak dan tulang. Kebutuhan energi secara relatif (per kg berat badan) lebih tinggi bila tubuh secara proporsional lebih banyak mengandung otot daripada lemak atau tulang. AMB sering diucapkan dalam kg massa tubuh-tanpa lemak, dinamakan juga berat badan biologik atau ukuran metabolik tubuh. Berat badan biologik ini adalah berat badan (BB) pangkat ¾ (BB3/4).
            Kebutuhan metabolisme basal adalah 70 x BB3/4. Untuk sebagian besar berat badan nilainya adalah 1,3 kkal/kg berat badan tanpa lemak/jam.
            Jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan dengan umur, tinggi badan dan berat badan yang sama memunyai komposisi tubuh yang berbeda. Perempuan mempunyai lebih banyak jaringan lemak dan lebih sedikit otot daripada laki-laki. AMB perempuan lebih rendah 5% daripada laki-laki.
            Umur. AMB lebih tingi pada usia muda daripada usia tua. Pada usia muda tubuh lebih banyak mengandung jaringan tanpa-lemak atau otot. AMB tinggi waktu lahir dan meningkat hingga umur dua tahun, menurun secara berangsur untuk meningkat lagi pada waktu remaja. Semakin tua tubuh semakin lebih banyak mengandung jaringan lemak, sehingga AMB menurun. AMB turun sebesar ±2% tiap sepuluh tahun sesudah umur tiga puluh tahun.
            Tidur. Selama tidur, otot-otot tubuh dan emosi mengalami relaksasi. Ini akan menurunkan AMB sebanyak kurang lebih 10%.
            Suhu tubuh. Suhu bertindak sebagai katalisator terhadap sebagian besar reaksi kimia. Oleh karena itu, AMB meningkat dengan peningkatan suhu tubuh. Tiap kenaikan suhu tubuh sebesar 1ºC, meningkatkan AMB sebesar 13%. Seseorang yang sedang demam membutuhkan energi yang lebih besar.
            Suhu lingkungan/iklim. Iklim berpengaruh terhadap AMB karena kebutuhan tubuh akan energi untuk mempertahankan suhu tubuh. AMB terendah diperoleh pada suhu lingkungan 26ºC. Pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi AMB akan meningkat. Suhu lebih rendah, tanpa tambahan pakaian, akan menyebabkan tubuh menggigil yang dinamakan termogenesis, atau produksi panas yang meningkatkan AMB. Tubuh berusaha memproduksi lebih banyak panas untuk mengatasi pengaruh suhu yang rendah tersebut. Pada suhu diatas 30ºC pengeluaran energi dapat meningkat karena pengeluaran keringkat.
            Sekresi kelenjar endokrin. Sekresi kelenjar-kelenjar tiroid dan adrenal meningkatkan AMB. Kekurangan sekresi kelenjar tiroid berupa hormon tiroksin menurunkan AMB. Sebaliknya, kebanyakan tiroksin meningkatkan AMB. Sekresi kelenjar adrenalin berupa epinefrin atau adrenalin terjadi sebagai akibat stimuli emosional yang berlebihan misalnya terjadi pada waktu marah, ketakutan atau di bawah tekanan (stres). Akibatnya, AMB akan meningkat.
            Kehamilan. Selama kehamilan terjadi kenaikan aktivitas matabolik pada jaringan ibu dan tambahan aktivitas metabolik karena janin dan plsenta. Semakin lanjut kehamilan, semakin tinggi AMB. Selama trisemester terakhir kehamilan kenaikan AMB adalah 20% di atas normal.
            Status gizi. Keadaan gizi kurang, menurunkan AMB sampai 20%. Ini merupakan upaya tubuh untuk beradaptasi mempertahankan berat badan pada konsumsi makanan di bawah kebutuhan, sebagaimana terjadi di daerah yang konsumsi energinya rata-rata rendah. Konsumsi energi rendah menurunkan AMB sebesar 10-20%.

Kebutuhan energi untuk aktivitas fisik
            Aktivitas fisik memerukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisk adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seseorang yang gemuk menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan daripada seseorang yang kurus, karena orang gemuk membutuhkan usaha lebih besar untuk untuk menggerakkan berat badan tambahan. Faktor lain yang berpengaruh adalah efisiensi melakukan pekerjaan tersebut. Kebutuhan energi untuk berbagai aktivitas dan berat badan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Angka ini diperoleh dari hasil pengamatan terbatas. Oleh karena itu, tidak dapat dipakai sebagai ukuran tepat untuk setiap orang.


Tabel 2. Kebutuhan Energi untuk berbagai aktivitas di luar metabolisme basal dan pengaruh termis makanan
Aktivitas
Kkal/kg/jam
Aktivitas
Kkal/kg/jam
Bersepeda (cepat)
7,6
Main piano (sedang)
1,4
Bersepeda (sedang)
2,5
Membaca keras
0,4
Bertukang kayu (berat)
2,3
Berlari
7,0
Menyulam
0,4
Menjahit, tangan
0,4
Berdansa, cepat
3,8
Menjahit mesin jahit tangan
0,6
Berdansa, lambat
3,0
Menjahit mesin jahit motor
0,4
Mencuci piring
1,0
Menyanyi, keras
0,8
Mengganti baju
0,7
Duduk diam
0,4
Menyetir mobil
0,9
Berdiri tegap
0,6
Makan
0,4
Berdiri relaks
0,5
Mencuci pakaian, ringan
1,3
Menyapu lantai
1,4
Tiduran
0,1
Berenang, 3,5 km/jam
7,9
Mengupas kentang
0,6
Mengetik cepat
1,0
Main ping pong
4,4
Berjalan, 3 km/jam
2,0
Menulis
0,4
Berjalan, 6,8 km/jam (cepat)
3,4
Mengecat kursi
1,5
Berjalan, 10 km/jam (sangat besar)
9,3
Sumber : Gutrhrie, H.A, Introductory Nutrition, 1986, hlm 146.

Kebutuhan Energi untuk Pengaruh Termis Makanan atau Kegiatan Dinamik Khusus (Thermic Effect of Foods atau Specific Dynamic Action/SDA)
            Pengaruh termis makanan atau kegiatan dinamik khusus adalah energi tambahan yang diperlukan tubuh untuk pencernaan makanan, absorpsi dan metabolisme zat-zat gizi yang menghasilkan energi. SDA ini bergantung pada jumlah energi yang dikonsumsi yaitu kurang lebih 10% kebutuhan energi untuk metabolisme basal dan untuk aktivitas fisik. Pengaruh termis makanan ini sering dapat diabaikan karena kontribusinya terhadap penggunaan energi lebih kecil daripada kemungkinan kesalahan yang dibuat dalam menaksir konsumsi dan pengeluaran energi secara keseluruhan.

Cara Menaksir Kebutuhan Energi
            Kebutuhan energi seseorang sehari ditaksir dari kebutuhan energi untuk komponen-komponen sebagi berikut.
1.      Angka Metabolisme Basal/AMB (kebutuhan sedang istirahat)
2.      Aktivitas fisik
3.      Pengaruh Dinamik Khusus Makanan/SDA (dapat diabaikan)
            Ketiga komponen ini berbeda untuk tiap orang menurut umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, tingkat kesehatan, dan faktor lainnya. Guna menaksir nilai AMB cukup digunakan indeks berat badan sebagai peubah yang berpengaruh. Banyak percobaan yang menunjukkan bahwa peubah ukuran tubuh dan tinggi badan tidak memberikan perbedaan yang nyata.
            Guna menaksir kebutuhan energi untuk aktivitas fisik biasanya tidak digunakan nilai energi tiap kegiatan seperti pada tabel 2 karena terlalu memakan waktu dan kurang praktis. Guna menaksir kebutuhan energi suatu penduduk, aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas: ringan, sedang dan berat. Untuk tiap kelompok aktivitas fisik kemudian diterapkan suatu faktor aktivitas seperti pada tabel berikut.
Tabel 3. Angka Kecukupan Energi untuk tiga tingkat aktivitas fisik untuk laki-laki dan perempuan
Kelompok aktivitas (x AMB)
Jenis kegiatan
Faktor aktivitas
Ringan
75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri, 25% waktu untuk berdiri atau bergerak.

·        Laki-laki
1,56
·        Perempuan
1,55
Sedang
25% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri, 75% waktu untuk aktivitas pekerjaan tertentu.

·        Laki-laki
1,76
·        Perempuan
1,70
Berat
40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri, 60% waktu untuk aktivitas pekerjaan tertentu.
2,10
·        Laki-laki
2,00
·        Perempuan

Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 dengan penyesuaian oleh Muhilal, dkk, Risalah Widya Karya Pangan dan Gizi V, 1994, hlm. 428.

Angka Kecukupan Energi bagi Bayi, Anak dan Remaja
            Penggunaan energi di luar AMB bagi bayi dan anak selain  untuk pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Pada usia remaja (10-18 tahun) terjadi proses pertumbuhan jasmani yang pesat serta perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, di samping aktivitas yang tinggi. Besar kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta intensitas kegiatan jasmani tersebut. Angka faktor aktivitas untuk kelompok ini ditaksir seperti pada tabel berikut.

Tabel 4. Angka Kecukupan Energi untuk Bayi, anak dan remaja
Umur
Faktor Aktivitas (x AMB)
Laki-laki
Perempuan
0-3
1,8
1,8
3-10
1,9
1,7
10-12
1,75
1,69
13-15
1,66
1,56
16-18
1,60
1,52
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985.

Tambahan Energi untuk Kehamilan dan Laktasi
            Selama hamil, perempuan memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan tambahan lainnya. Tambahan yang diperlukan adalah 300 kkal/hari. Pada saat laktasi seorang ibu memerlukan tambahan energi untuk memproduksi ASI untuk energi yang tersimpan di dalam asi sendiri. Dalam keadaan normal, pada periode enam bulan pertama laktasi diharapkan seluruh atau sekurang-kurangnya 80% kebutuhan energi bayi dapat disediakan dari ASI. Di samping itu ibu juga perlu memelihara kesehatannya sesudah melahirkan. Tambahan keperluan energi ibu menyusui pada enam bulan pertama adalah 300 kkal/hari. Pada enam bulan kedua, bayi sudah mendapat makanan tambahan di samping tetap mendapat ASI. Tambahan keperluan energi ibu adalah sebanyak 550 kkal/hari. Untuk tahun kedua bila anak masih mendapat ASI dianjurkan tambahan sebanyak 400 kkal/hari.

Contoh Cara Menaksir Kebutuhan Energi
1.      Taksir  kebutuhan energi sehari seorang mahasiswa laki-laki, berumur 30 tahun dengan berat badan 70 kg  dengan aktivitas sedang!
Kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal adalah
AMB = 11,6 BB + 879
          = 11,6(70) + 879
          = 812 + 879 = 1691 kkal/hari
Kebutuhan energi total dengan aktivitas fisik adalah
Aktivitas sedang = 1,76 x AMB = 1,76 x 1691 = 2976,16 kkal/hari
2.      Hitung berapa kebutuhan energi untuk anak 10 tahun perempuan dengan berat badan 30 kg!
Kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal adalah
AMB = 22,5 BB + 499
          = 22,5(30) + 499
          = 675 + 499 = 1174 kkal/hari
Kebutuhan energi total dengan aktivitas fisik adalah
Aktivitas sedang = 1,7 x AMB = 1,76 x 1174 = 1995,8 kkal/hari


                       

Cara Menaksir Kebutuhan Energi Basal dengan Perhitungan

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 30 Januari 2016
With 0komentar
Prev
▲Top▲