Indeks Glikemik dan metabolisme etanol

| Sabtu, 30 Januari 2016


Tugas Dasar Ilmu Gizi
Pengertian Indeks Glikemik
            Indeks Glikemik (IG) adalah ukuran banyaknya makanan yang menyumbang peningkatan kadar gula darah pada seseorang. Semakin tinggi indeks dari jenis makanannya, maka semakin cepat peningkatan kadar gula darahnya. IG dapat diukur dengan melihat perubahan kadar gula darah seseorang setelah seseorang tersebut diberikan suatu jenis makanan. Perbandingan dilakukan setelah seseorang tersebut mengkonsumsi makanan yang terkontrol. Perubahan rata-rata dalam kadar gula darah selama satu periode waktu peralihan setelah mengonsumsi makanan terkontrol tersebut disebut Indeks Glikemik makanan tersebut. Makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah makanan yang cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah diserap dan dicerna lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah akan terjadi secara perlahan-lahan. (Regina, 2013).

Regina, Graciella. 2013. Pengertian Indek Glikemik. (Online), (http://diabetesmellitus.org/pengertian-indeks-glikemik/), diakses 03 September 2015.

Perbedaan Indek Glikemik Tinggi dan Rendah
Indek Glikemik Tinggi
Indek Glikemik Rendah
Pencernaan dan penyerapan makanan secara cepat
Pencernaan dan penyerapan makanan lambat
Pengaruh makanan terhadap kadar darah sangat besar
Pengaruh makanan terhadap kadar darah sangat kecil
Menyediakan energi lebih cepat habis dalam bentuk pelepasan glukosa yang cepat ke dalam aliran darah.
Menyediakan  energi  lebih
lama dalam bentuk pelepasan glukosa lambat ke dalam aliran darah.
Makanan dengan GI yang tinggi mempercepat munculnya rasa lapar sehingga dapat menyebabkan berat badan yang tidak terkontrol.
Membantu mengontrol nafsu makan, memperlambat munculnya rasa lapar sehingga dapat membantu mengontrol berat badan.

Contoh makanan yang mengandung Indeks Glikemik Rendah (di bawah 55)
Makanan
IG
Makanan
IG
Ceri
22
Spaghetti putih
41
Jeruk bali
25
Kacang polong chick
42
Beras belanda
25
Bubur
42
Susu
27
Jeruk
44
Mentega kacang
31
Makaroni
45
Susu skim
32
Anggur hijau
46
Rendah lemak yogurt buah
33
Jus jeruk
46
Apel
38
Kacang polong
48
Pir
38
Wortel rebus
49
Sup tomat, kalengan
36
Coklat susu
49
Jus apel, tanpa pemanis
40
Buah kiwi
52
Mie
40
Stoneground roti gandum
53
Keripik
54
Sushi
52
Pisang
55
Kacang hijau
48
Jagung manis
55
Singkong
46
Kacang tanah
14
Yam
37
 Sumber : The American Journal of Clinical Nutrition dan Anonim (2011)
Contoh makanan yang mengandung Indeks Glikemik Sedang (55-69)
Makanan
IG
Makanan
IG
Kentang rebus
56
Coca cola
63
Roti pita
57
Kismis
64
Madu
58
Roti gandum hitam
65
Keju dan pizza tomat
60
Nanas, segar
66
Melon
67
Bubur kacang hijau
66
Roti gandum
69
Nasi merah
55
Croissant
67
Pepaya
59
Gandum giling
67
Biskuit shortbread
64
Sumber : The American Journal of Clinical Nutrition dan Anonim (2011)
Contoh makanan yang mengandung Indeks Glikemik Tinggi (di atas 70)
Makanan
IG
Makanan
IG
Kentang tumbuk
70
Biskuit
91
Roti tawar
70
Sereal jagung
81
Semangka
72
Wafer vanilla
77
Swede
72
Donat
76
Jelly kacang
80
Waffles
76
Kue beras
82
Mashed potato
74
Nasi putih, dikukus
98
Cupcake
73
Bagel
72
Cornflakes
84
Sumber : The American Journal of Clinical Nutrition dan Anonim (2011)

Anonim. 2011. Apa itu Glikemik Indeks (GI) dan Manfaatnya?. (Online), (http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=108), diakses 03 September 2015.

Metabolisme Etanol
Metabolisme alkohol terjadi di dalam hati. Jika alkohol diminum dalam dosis rendah, alkohol akan dipecah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehid (hampir 95% etanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi asetaldehid dan asetat, sedangkan 5%  dari sisanya akan diekskresi dengan urin). Enzim ini membutuhkan Zn sebagai katalisator. Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil KoA oleh enzim dehidrogenase. Kedua reaksi ini memerlukan koenzim NAD. Ion H yang terbentuk diikat oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil KoA kemudian masuk ke siklus asam trikarboksilik (TCA), yang kemudian menghasilkan NADH, FADH2, dan GTP yang digunakan untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP), yaitu senyawa energi tinggi yang berperan sebagai cadangan energi di dalam sel. Namun jika alkohol yang diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup untuk memetabolisme seluruh alkohol menjadi asetaldehida sebagai penggantinya hati menggunakan sistem enzim lain yang disebut Microsomal Ethanol Oxidizng System (MEOS).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmlhS0idyncdcTsLZcjl-ciB5Ps0IiVDDQloOz_grz7OEcMAE-qbsRBp_zfZqPW3aFY-BZDRT5WMt5VHxW1BKaNekZOrUTs5xUs6DBfQuVQlgM4PdXOg1o5BS0bXcD8hd_KRzynJ8m-NH6/s320/creative_webcam_1.jpg

Asetaldehida yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh enzim dehidrogenase, jika berinteraksi kembali dengan alkohol akan menghasilkan senyawa yang susunannya mendekati morfin, sehingga dapat menyebabkan kecanduan alkohol atau alkoholik.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan penyerapan alkohol oleh tubuh manusia, antara lain :


1.      Jenis dan kadar alkohol yang diminum.
Makin tinggi kadar alkohol yang diminum maka makin cepat dan banyak alkohol yang dapat diserap oleh tubuh manusia. Jenis minuman alkohol juga menentukan besar kadarnya.
2.      Jumlah alkohol yang diminum.
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat ditemukan dalam tubuh.
3.      Keadaan mukosa lambung dan usus.
Adanya makanan dan jenis makanan tertentu dalam lambung saat mengkonsumsi alkohol dapat penyerapan. Jumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat lambung mengkosongkan isinya. Jika seseorang minum alkohol setelah makan (makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak), maka kecepatan alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat lambung dan usus kosong.
4.      Jumlah kandungan air dalam tubuh.
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena hampir 2/3 dari berat badan manusia terdiri dari air. Alkohol dapat bercampur dengan air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang.
5.      Berat badan manusia.
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda. Hal ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil. Oleh karena itu, level alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut.
6.      Jenis kelamin.
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria. Wanita mempunyai konsentrasi alkohol darah (BAC) lebih tinggi setelah mengkonsumsi minuman beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria. Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme enzim ADH dalam perut lebih lemah daripada pria. Selain itu, wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya penyakit hati, kerusakan otot jantung dan kerusakan otak. Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih sedikit dari pria, sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria.
Harry, 2010. Mekanisme Akkohol dalam Tubuh. (Online), (wwwkimhunter.blogspot.com/2010/08/siklus-alkohol-dalam-tubuh.html), diakses 02 September 2015.
Metabolisme Fruktosa
           
            Sebagian fruktosa dalam sel usus diubah menjadi glukosa. Metabolisme fruktosa dalam hepar lebih cepat dibandingkan dengan glukosa. Sebagian besar fruktosa lepas dari usus dan akan masuk ke hepar, di dalam hepar akan mengalami metabolisme. Dalam sehari-hari biasanya metabolisme fruktosa ikut dengan metabolisme glukosa, dalam hepar sebagian besar (setelah makan) akan diubah menjadi glikogen atau trigliserida.
            Fruktosa akan diubah menjadi fruktosa 1P oleh enzim fruktokinase. Kekurangan enzim ini disebut esensial fruktosuria. Fruktosa 1P akan dipecah oleh enzim aldolase menjadi gliseraldehid dan dihidroksi aseton fosfat (DHAP). Apabila enzim aldolase berkurang, keadaannya disebut “hereditary fructose intolerance”. Gliseraldehid akan mengalami fosforilasi oleh enzim triokinase menjadi gliseraldehid 3P. Postperandial, akan terbentuk F1,6BP à F 6à PG 6P  à Glikogen. Dalam usus akan diubah menjadi glukosa.
§  Pada penderita DM, kadar glukosa darah yang tinggi à lensa mata.
§  Dalam lensa  G à sorbitol.
§  Sorbitol tidak seperti glukosa, sorbitol tidak bisa melewati membran sel akibatnya sorbitol terjebak di dalam sel. Ketika sorbitol dehidgrogenasenya rendah, sorbitol akan menumpuk di dalam sel. Ini menyebabkan efek osmotik meningkat, sorbitol menarik air sehingga terjadi pembengkakan diantaranya katarak, neurophati petipheral, vaskular problem yang nantinya mengakibatkan retinophati dan nefrophati.
§  Sorbitol dapat diubah menjadi fruktosa.

Hanafi, M. 2010. Fruktose, Sorbitol dan Galaktose. (Online), (http://mhanafi123.files.wordpress.com/2010/03/5-fruktose-sorbitol-galaktose.ppt), diakses 04 September 2015.


0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲