Tugas
Dasar Ilmu Gizi
Pengertian
Indeks Glikemik
Indeks Glikemik (IG) adalah ukuran
banyaknya makanan yang menyumbang peningkatan kadar gula darah pada seseorang.
Semakin tinggi indeks dari jenis makanannya, maka semakin cepat peningkatan
kadar gula darahnya. IG dapat diukur dengan melihat perubahan kadar gula darah
seseorang setelah seseorang tersebut diberikan suatu jenis makanan. Perbandingan
dilakukan setelah seseorang tersebut mengkonsumsi makanan yang terkontrol.
Perubahan rata-rata dalam kadar gula darah selama satu periode waktu peralihan
setelah mengonsumsi makanan terkontrol tersebut disebut Indeks Glikemik makanan
tersebut. Makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah makanan yang
cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan
cepat. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah diserap dan dicerna
lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah akan
terjadi secara perlahan-lahan. (Regina, 2013).
Regina,
Graciella. 2013. Pengertian Indek
Glikemik. (Online),
(http://diabetesmellitus.org/pengertian-indeks-glikemik/), diakses 03 September
2015.
Perbedaan
Indek Glikemik Tinggi dan Rendah
Indek
Glikemik Tinggi
|
Indek
Glikemik Rendah
|
Pencernaan
dan penyerapan makanan secara cepat
|
Pencernaan
dan penyerapan makanan lambat
|
Pengaruh
makanan terhadap kadar darah sangat besar
|
Pengaruh
makanan terhadap kadar darah sangat kecil
|
Menyediakan
energi lebih cepat habis dalam bentuk pelepasan glukosa yang cepat ke dalam
aliran darah.
|
Menyediakan energi
lebih
lama
dalam bentuk pelepasan glukosa lambat ke dalam aliran darah.
|
Makanan
dengan GI yang tinggi mempercepat munculnya rasa lapar sehingga dapat
menyebabkan berat badan yang tidak terkontrol.
|
Membantu
mengontrol nafsu makan, memperlambat munculnya rasa lapar sehingga dapat
membantu mengontrol berat badan.
|
Contoh
makanan yang mengandung Indeks Glikemik Rendah (di bawah 55)
Makanan
|
IG
|
Makanan
|
IG
|
Ceri
|
22
|
Spaghetti
putih
|
41
|
Jeruk
bali
|
25
|
Kacang
polong chick
|
42
|
Beras
belanda
|
25
|
Bubur
|
42
|
Susu
|
27
|
Jeruk
|
44
|
Mentega
kacang
|
31
|
Makaroni
|
45
|
Susu
skim
|
32
|
Anggur
hijau
|
46
|
Rendah
lemak yogurt buah
|
33
|
Jus
jeruk
|
46
|
Apel
|
38
|
Kacang
polong
|
48
|
Pir
|
38
|
Wortel
rebus
|
49
|
Sup
tomat, kalengan
|
36
|
Coklat
susu
|
49
|
Jus
apel, tanpa pemanis
|
40
|
Buah
kiwi
|
52
|
Mie
|
40
|
Stoneground
roti gandum
|
53
|
Keripik
|
54
|
Sushi
|
52
|
Pisang
|
55
|
Kacang
hijau
|
48
|
Jagung
manis
|
55
|
Singkong
|
46
|
Kacang
tanah
|
14
|
Yam
|
37
|
Sumber : The American Journal of Clinical
Nutrition dan Anonim (2011)
Contoh makanan yang
mengandung Indeks Glikemik Sedang (55-69)
Makanan
|
IG
|
Makanan
|
IG
|
Kentang
rebus
|
56
|
Coca
cola
|
63
|
Roti
pita
|
57
|
Kismis
|
64
|
Madu
|
58
|
Roti
gandum hitam
|
65
|
Keju
dan pizza tomat
|
60
|
Nanas,
segar
|
66
|
Melon
|
67
|
Bubur
kacang hijau
|
66
|
Roti
gandum
|
69
|
Nasi
merah
|
55
|
Croissant
|
67
|
Pepaya
|
59
|
Gandum
giling
|
67
|
Biskuit
shortbread
|
64
|
Sumber : The American
Journal of Clinical Nutrition dan Anonim (2011)
Contoh makanan yang mengandung
Indeks Glikemik Tinggi (di atas 70)
Makanan
|
IG
|
Makanan
|
IG
|
Kentang
tumbuk
|
70
|
Biskuit
|
91
|
Roti
tawar
|
70
|
Sereal
jagung
|
81
|
Semangka
|
72
|
Wafer
vanilla
|
77
|
Swede
|
72
|
Donat
|
76
|
Jelly
kacang
|
80
|
Waffles
|
76
|
Kue
beras
|
82
|
Mashed
potato
|
74
|
Nasi
putih, dikukus
|
98
|
Cupcake
|
73
|
Bagel
|
72
|
Cornflakes
|
84
|
Sumber : The American
Journal of Clinical Nutrition dan Anonim (2011)
Anonim.
2011. Apa itu Glikemik Indeks (GI) dan
Manfaatnya?. (Online), (http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=108), diakses 03 September
2015.
Metabolisme
Etanol
Metabolisme alkohol terjadi di dalam
hati. Jika alkohol diminum dalam dosis rendah, alkohol akan dipecah oleh enzim
alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehid (hampir 95% etanol dalam tubuh akan
teroksidasi menjadi asetaldehid dan asetat, sedangkan 5% dari sisanya akan diekskresi dengan urin).
Enzim ini membutuhkan Zn sebagai katalisator. Asetaldehida kemudian diubah
menjadi asetil KoA oleh enzim dehidrogenase. Kedua reaksi ini memerlukan
koenzim NAD. Ion H yang terbentuk diikat oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil
KoA kemudian masuk ke siklus asam trikarboksilik (TCA), yang kemudian
menghasilkan NADH, FADH2, dan GTP yang digunakan untuk membentuk adenosin trifosfat
(ATP), yaitu senyawa energi tinggi yang berperan sebagai cadangan energi di
dalam sel. Namun jika alkohol yang diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak
cukup untuk memetabolisme seluruh alkohol menjadi asetaldehida sebagai
penggantinya hati menggunakan sistem enzim lain yang disebut Microsomal Ethanol Oxidizng System (MEOS).
Asetaldehida
yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh enzim dehidrogenase, jika
berinteraksi kembali dengan alkohol akan menghasilkan senyawa yang susunannya
mendekati morfin, sehingga dapat menyebabkan kecanduan alkohol atau alkoholik.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan penyerapan alkohol oleh tubuh manusia, antara lain :
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan penyerapan alkohol oleh tubuh manusia, antara lain :
1.
Jenis dan kadar alkohol yang diminum.
Makin
tinggi kadar alkohol yang diminum maka makin cepat dan banyak alkohol yang
dapat diserap oleh tubuh manusia. Jenis minuman alkohol juga menentukan besar
kadarnya.
2.
Jumlah
alkohol yang diminum.
Makin
banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh.
3.
Keadaan
mukosa lambung dan usus.
Adanya
makanan dan jenis makanan tertentu dalam lambung saat mengkonsumsi alkohol
dapat penyerapan. Jumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa
cepat lambung mengkosongkan isinya. Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak), maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong.
4.
Jumlah
kandungan air dalam tubuh.
Semakin
besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena hampir 2/3
dari berat badan manusia terdiri dari air. Alkohol dapat bercampur dengan air
sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang.
5.
Berat badan
manusia.
Respon
tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda. Hal ini
disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah darah
yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil. Oleh karena itu, level
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin
akan lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut.
6.
Jenis kelamin.
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda
dengan pria. Wanita mempunyai konsentrasi alkohol darah (BAC) lebih tinggi
setelah mengkonsumsi minuman beralkohol yang sama banyaknya dengan yang
dikonsumsi oleh seorang pria. Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk
memetabolisme enzim ADH dalam perut lebih lemah daripada pria. Selain itu,
wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya penyakit hati,
kerusakan otot jantung dan kerusakan otak. Wanita juga memiliki kandungan air
dalam tubuh lebih sedikit dari pria, sehingga konsentrasi alkohol dalam darah
lebih besar jika minum dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan
seorang pria.
Harry, 2010.
Mekanisme Akkohol dalam Tubuh.
(Online), (wwwkimhunter.blogspot.com/2010/08/siklus-alkohol-dalam-tubuh.html),
diakses 02 September 2015.
Metabolisme Fruktosa
Sebagian
fruktosa dalam sel usus diubah menjadi glukosa. Metabolisme fruktosa dalam hepar
lebih cepat dibandingkan
dengan glukosa.
Sebagian besar fruktosa
lepas dari usus dan akan masuk ke hepar, di dalam hepar akan mengalami metabolisme. Dalam
sehari-hari biasanya metabolisme fruktosa ikut dengan metabolisme glukosa, dalam hepar sebagian
besar (setelah makan) akan diubah menjadi glikogen atau trigliserida.
Fruktosa
akan diubah menjadi fruktosa 1P oleh enzim fruktokinase.
Kekurangan enzim ini disebut esensial fruktosuria. Fruktosa 1P akan dipecah oleh enzim aldolase
menjadi gliseraldehid dan
dihidroksi aseton fosfat (DHAP). Apabila enzim aldolase berkurang, keadaannya
disebut “hereditary fructose intolerance”.
Gliseraldehid akan mengalami
fosforilasi oleh enzim triokinase menjadi gliseraldehid 3P.
Postperandial, akan
terbentuk F1,6BP à F 6à
PG 6P à Glikogen. Dalam usus akan diubah menjadi glukosa.
§ Pada penderita DM, kadar glukosa darah yang tinggi à lensa mata.
§ Dalam lensa G à sorbitol.
§ Sorbitol tidak seperti glukosa, sorbitol tidak bisa melewati membran sel akibatnya sorbitol
terjebak di dalam sel. Ketika sorbitol dehidgrogenasenya rendah, sorbitol akan menumpuk di
dalam sel. Ini menyebabkan
efek osmotik meningkat, sorbitol menarik air sehingga terjadi pembengkakan
diantaranya katarak, neurophati petipheral, vaskular problem yang nantinya
mengakibatkan retinophati dan nefrophati.
§ Sorbitol dapat diubah menjadi fruktosa.
Hanafi, M. 2010. Fruktose, Sorbitol dan Galaktose.
(Online),
(http://mhanafi123.files.wordpress.com/2010/03/5-fruktose-sorbitol-galaktose.ppt),
diakses 04 September 2015.
0 komentar:
Posting Komentar